Muslim Salim Menu

Minggu, 20 Desember 2009

Doa Nabi di sore hari

Mari berdoa di senja hari dengan doa atau bacaan yang sudah tak asing lagi bagi kita, dan pasti, sebagian besar dari kita sudah hafal dengan bacaan ini. Jadi, tinggal mengamalkannya saja.
Ialah Ayat Kursiy, ayat yang sudah akrab sekali dengan kita;
اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ، لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ، لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ، مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ، يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ، وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ، وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا، وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya). Dia tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi-Nya tanpa seizin-Nya. Dia mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dan Dia Maha Tinggi lagi Maha besar.

Fadhilah dari membaca Ayat Kursiy ini sangatlah banyak sebetulnya, namun di sini, saya hanya menyebut satu saja seperti apa yang sudah dijelaskan oleh salah satu hadits Rasulullah yang berbunyi;
عن أبي بن كعب، قال للجن: فما ينجينا منكم ؟ قال : هذه الآية التي في سورة البقرة {الله لا إله إلا هو الحي القيوم} من قالها حين يمسي أجير منا حتى يصبح ومن قالها حين يصبح أجير منا حتى يمسي فلما أصبح أتى رسول الله صلى الله عليه و سلم فذكر له ذلك فقال: صدق الخبيث. [رواه الطبراني والحاكم (المستدرك، حديث رقم 2064) وابن حبان (صحيح ابن حبان, حديث رقم 784) وغيرهم]
Ubay bin Ka'ab berkata kepada Jin: "Apa yang bisa menyelamatkan kami dari (gangguan) kalian?". Si jin menjawab: "Ayat kursi... Barangsiapa membacanya di waktu sore, maka ia akan dijaga dari (gangguan) kami hingga pagi, dan barangsiapa membacanya di waktu pagi, maka ia akan dijaga dari (gangguan) kami hingga sore". Lalu paginya Ubay menemui Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- untuk menuturkan hal itu, dan beliau menjawab: "Si buruk itu berkata benar". (HR. Hakim, Ibnu Hibban, Thobaroni dan lainnya)

Mari kita membiasakan diri membaca Ayat Kursiy setelah shalat shubuh dan shalat ashar dengan ikhlas lillahi ta'ala, supaya terhindar dari marabahaya seperti gangguan jin dan sebagainya.

:-)

Baca Selengkapnya......

Doa Nabi di pagi hari

Doa yang dibaca dan dianjurkan Rasulullah SAW saat kita memasuki waktu pagi (shubuh).

بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ، وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Dengan nama Allah... yang bila nama-Nya disebut, segala sesuatu yang berada di bumi dan di langit tidak akan berbahaya, Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Fadhilah doa tersebut dijelaskan oleh Rasulullah SAW sebagai berikut;

عن عثمان بن عفان يقول، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ما من عبد يقول في صباح كل يوم ومساء كل ليلة بسم الله الذي لا يضر مع اسمه شيء في الأرض ولا في السماء وهو السميع العليم ثلاث مرات لم يضره شيء [رواه الترمذي (حديث رقم 3388) واللفظ له، وقال هذا حديث حسن صحيح غريب، وأبو داود (5088)، وابن ماجه (3869) وغيرهم،
Dari Utsman bin Affan, Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam-bersabda: "Orang yang membaca dzikir ini setiap pagi dan sore sebanyak tiga kali, tidak akan ada sesuatu yang membahayakannya" (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah dan lainnya)

Baca Selengkapnya......

Doa dapat merubah Takdir




Dalam sebuah hadits, Nabi shollallahu 'alaih wa sallam menjelaskan bahwa taqdir yang Allah Ta'ala telah tentukan bisa berubah. Dan faktor yang dapat mengubah taqdir ialah doa seseorang.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلَّا الدُّعَاءُ وَلَا يَزِيدُ فِي الْعُمْرِ إِلَّا الْبِرُّ (الترمذي)
Bersabda Rasulullah shollallahu 'alaih wa sallam: "Tidak ada yang dapat menolak taqdir (ketentuan) Allah ta'aala selain do'a. Dan Tidak ada yang dapat menambah (memperpanjang) umur seseorang selain (perbuatan) baik." (HR Tirmidzi 2065)
Subhanallah... Betapa luar biasa kedudukan do'a dalam ajaran Islam. Dengan do'a seseorang bisa berharap bahwa taqdir yang Allah ta'aala tentukan atas dirinya berubah. Hal ini merupakan sebuah berita gembira bagi siapapun yang selama ini merasa hidupnya hanya diwarnai penderitaan dari waktu ke waktu. Ia akan menjadi orang yang optimis. Sebab keadaan hidupnya yang selama ini dirasakan hanya berisi kesengsaraan dapat berakhir dan berubah. Asal ia tidak berputus asa dari rahmat Allah ta'aala dan ia mau bersungguh- sungguh meminta dengan do'a yang tulus kepada Allah ta'aala Yang Maha Berkuasa.
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ
"Katakanlah: "Hai hamba-hamba- Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah ta'aala mengampuni dosa- dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi)." (QS Az-Zumar 53- 54)
Demikianlah, hanya orang yang tetap berharap kepada Allah ta'aala saja yang dapat bertahan menjalani kehidupan di dunia betapapun pahitnya taqdir yang ia jalani. Ia akan senantiasa menanamkan dalam dirinya bahwa jika ia memohon kepada Allah ta'aala dalam keadaan apapun, maka derita dan kesulitan yang ia hadapi sangat mungkin berakhir dan bahkan berubah.
Sebaliknya, orang yang tidak pernah kenal Allah ta'aala dengan sendirinya akan meninggalkan kebiasaan berdo'a dan memohon kepada Allah ta'aala. Ia akan terjatuh pada salah satu dari dua bentuk ekstrimitas. Pertama , ia akan mudah berputus asa. Atau kedua, ia akan lari kepada fihak lain untuk menjadi sandarannya demi merubah keadaan. Padahal begitu ia bersandar kepada sesuatu selain Allah ta'aala - termasuk bersandar kepada dirinya sendiri- maka pada saat itu pulalah Allah ta'aala akan mengabaikan orang itu dan membiarkannya berjalan mengikuti situasi dan kondisi yang tersedia. Sedangkan orang tersebut dinilai sebagai seorang yang mempersekutukan Allah ta'aala dengan yang lain. Berarti orang tersebut telah jatuh ke dalam kategori seorang musyrik...Wal 'iyadzu billah...
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
"Dan Tuhanmu berfirman, "Berdo`alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina." (QS Al-Mu'min 60)
Dan yang tidak kalah pentingnya bahwa seorang muslim tidak boleh pernah berhenti meminta kepadaNya, karena sikap demikian merupakan suatu kesombongan yang akan menjebloskannya ke dalam siksa Allah ta'aala yang pedih. Maka Rasulullah shollallahu 'alaih wa sallam bersabda:
مَنْ لَمْ يَدْعُ اللَّهَ غَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ
"Barangsiapa tidak berdo'a kepada Allah ta'aala, maka Allah ta'aala murka kepadaNya." (HR Ahmad 9342)
Saudaraku, janganlah berputus asa dari rahmat Allah ta'aala. Bila Anda merasa taqdir yang Allah ta'aala tentukan bagi hidup Anda tidak memuaskan, maka tengadahkanlah kedua tangan dan berdo'alah kepada Allah ta'aala. Allah ta'aala Maha Mendengar dan Maha Berkuasa untuk mengubah taqdir Anda. Barangkali di antara do'a yang baik untuk diajukan sebagai bentuk harapan agar Allah ta'aala mengubah taqdir ialah :
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِي دِينِي الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِي وَأَصْلِحْ لِي دُنْيَايَ الَّتِي فِيهَا مَعَاشِي وَأَصْلِحْ لِي آخِرَتِي الَّتِي فِيهَا مَعَادِي وَاجْعَلْ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِي فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلْ الْمَوْتَ رَاحَةً لِي مِنْ كُلِّ شَرٍّ
"Ya Allah, perbaikilah agamaku untukku yang mana ia merupakan penjaga perkaraku. Perbaikilah duniaku yang di dalamnya terdapat kehidupanku. Perbaikilah akhiratku untukku yang di dalamnya terdapat tempat kembaliku. Jadikanlah hidupku sebagai tambahan untukku dalam setiap kebaikan, serta jadikanlah matiku sebagai istirahat untukku dari segala keburukan." (HR Muslim 4897)
Mari berdoa, sebab Allah pasti akan mengabulkannya.

Baca Selengkapnya......

'Tanggal Merah' Muharam



"Setiap hari adalah Asyura. Setiap Bumi adalah Karbala. Pantang Hina !!!"


Bulan Muharam (Suro) telah datang. Sebagian orang menganggapnya sebagai bulan kemenangan seraya momentum berkirim pesan pendek berisi ucapan "Selamat Tahun Baru Hijriah", berpuasa dan menyantuni anak-anak yatim. Namun, tidak sedikit umat Islam di Indonesia dan negara lain meyakininya sebagai bulan duka seraya menganggap hari kesepuluhnya sebagai puncak kedukaan tersebut. Itulah 10 Muharam, yang akrab disebut dengan "Asyura".
Terdapat dua 'tanggal merah' pada bulan Muharam. Pertama adalah 'tanggal merah' nasional, yang dirayakan sebagai awal tahun baru Hijriah. Kedua adalah 'tanggal merah' (baca: berdarah) yang dikenal dengan Asyura, yaitu 10 Muharam.
Ternyata, 'tanggal merah' kategori kedua telah menjadi bagian dari budaya dan tradisi Indonesia, seperti di Jawa, Melayu, dan Maluku. Di Jawa, pada bulan Muharam, tetangga saling berkirim 'bubur Sura' atau 'jenang Suro', sebuah makanan khas Muharam dan Asyura, yang berwarna putih (kesucian) dan bertabur warna merah (kesyahidan). Sebagian orang Jawa melakukan meditasi untuk merenungi diri di tempat-tempat sakral, melakukan "lek-lekan" (begadang) hingga pagi hari di beberapa tempat yang dianggap sakral. Ada pula yang melaksanakan upacara Grebeg Suro.
Dan masih banyak lagi ritual-ritual peringatan momen berdarah ini.

Ada apa di tanggal 10 Muharam atau Asyura?
10 Muharram adalah tanggal monumental pembantaian Husain bin Ali bin Abi Thalib yang terjadi di Karbala sekitar 89 tahun sejak wafatnya Sang Nabi, Muhammad SAW. Sayang, sebagian besar umat Islam tidak lagi mengingatnya. 'Tanggal Merah' (peristiwa berdarah) pada 10 Muharam membuat fikiran manusia mana pun yang mengamati perjalanan hidup Husain bin Ali, yang dibantai bersama 73 anggota keluarga dan sahabatnya pada 10 Muharam, sudah pasti merasakan getaran cinta yang luar biasa dalam hatinya.
Bagi siapa pun, dari mazhab mana pun, dan pemeluk agama apa pun, Husain bin Ali adalah simbol dan inspirasi cinta keadilan. Karena itulah, Mahatma Gandhi menjadikannya sebagai ikon kemerdekaan dan kemanusiaan. "Saya belajar dari Husain cara meraih kemerdekaan.", katanya.
Cinta yang diperagakan dengan pengorbanan adalah cinta yang tidak bersyarat. Ia adalah spektrum nilai, yang tidak hanya melahirkan ketaatan dan pengabdian, tetapi juga menerbitkan api amarah dan kebencian terhadap rezim anti cinta. Ia stabil, lestari, dan tak terperikan.
Demi pembuktian cintanya pada 'Sang Cinta', dia rela meniadakan dirinya untuk menggapai puncak kesempurnaan cintanya. Ia bagai laron yang hangus karena terbakar cahaya yang dipujanya. Ia laksana semut yang tenggelam dalam samudera madu yang dicintainya.
Cinta sejati, kata Ibnu Arabi, "Hanya bisa dirasakan oleh peneguknya. Siapa pun, yang belum pernah merasakan seteguk saja air cinta, pasti belum pernah mengenalnya. Ketahuilah, cinta adalah minuman yang tak pernah memuaskan pecandunya." Husain melakukan sacrifice demi menyelamatkan cinta sejati. Cinta telah melahirkan semangat heroik menentang kezaliman.
Allah berfirman, "Maka hendaklah mereka tertawa sedikit dan menangis banyak. (9:82)". Berduka dan meratap tidaklah selalu bisa diasosiasikan dengan kelemahan dan pesimisme. Namun, sebagaimana diajarkan pula oleh Sidharta Gautama, duka dapat menjadi pemusnah Kesombongan dan Penuhanan Diri. Karena itulah, doa beriring rintih penyesalan akan dosa, yang dilantunkan seorang hamba dalam kesendirian, lebih terdengar merdu di langit.
Siapakah simbol cinta keadilan yang mesti dikenang pada 10 Muharam? Dengarlah sejenak untaian 'Puisi Merah' Muhammad Iqbal Lahori,
Di Ka'bah yang tinggi dan kisahnya
Beritakan limpahan darah di atas batu
Pelajarannya dimulai dari Ismail
Dan darah al-Husain akhir pelajaran

'Tanggal Merah' Asyura adalah momentum untuk menghayati cinta sejati. Cinta sejati itulah yang membuat Sang Martir, Husain bin Ali, memekik seraya mengangkat ke langit bayinya yang berlumur darah akibat panah yang menembus lehernya, "Ya Allah, terimalah pengorbanan kecil ini.".
Bulan Suro perlu dikenang demi merawat cinta kepada kebenaran sekaligus benci kezaliman. Tanpa cinta dan benci yang positif ini, perlawanan dan perjuangan hanyalah sederet aksara tak bermakna dan huruf-huruf yang mubazir. Inilah buhulan-buhulan iman yang harus terus terjuntai dengan erat dan indah (Al'urwatu-l wutsqa).
Pekikan "Pantang hina!" yang dikumandangkannya sejak lebih dari 1400 tahun tahun lalu di Sahara Nainawa telah meranggas dan memasuki lorong-lorong waktu serta mengiang lestari di sanubari setiap pejuang keadilan di seluruh penjuru bumi. Itulah cinta yang merah dalam kalbu yang putih, Harmoni Merah-Putih.

Baca Selengkapnya......