Tata cara istikharah menggunakan media Al Qur’an.
Ijazah dari KH. Muhammad Taqiyyuddin Alawy dari KH. Achmad Masduqi Machfudz dari KH. Oesman Mansyur Malang.
Tata caranya adalah sebagai berikut:
Sholat istikharah 2 rakaat, dengan niat: Usholli sholatal istikharah sunnatan lillahi ta’ala.
Bacaan surat pada rakaat pertama setelah Fatihah Surat Zalzalah.
Bacaan surat pada rakaat kedua setelah Fatihah Surat Al Qori’ah.
Setelah salam, hadiah fatihah kepada:
1. Nabi Muhammad Rasulullah saw.
2. Suthonul ‘auliya’ Syeh Abdul Qodir Al Jilani ra.
3. Seluruh arwah kaum Muslimin dan Muslimat
Kemudian membaca:
1. Ayat Kursi 3 kali
2. Surat Al Ikhlas 3 kali
3. Surat Al Falaq 3 kali
4. Surat An Nas 3 kali
5. Membaca shalawat kepada Rasulullah saw sekali
Seterusnya berdoa meminta petunjuk kepada Allah tentang masalah yang ingin dimintakan petunjuk kepada Allah.
Setelah berdoa kemudian membuka Al Qur’an dari arah kanan, dan sebagai petunjuk adalah ayat pertama yang ada di lembar mushhaf sebelah kanan atas.
Bila ayat ditunjukkan adalah ayat yang menerangkan kebaikan maka itu sebagai petunjuk baik, dan sebaliknya.
Ijazah ini saya tulis di sini supaya tersimpan dengan baik dan tidak terlupa :)
Jumat, 21 Januari 2011
Kaifiyah Istikhoroh Bil-Qur'an
Sabtu, 15 Januari 2011
Corat-Coret Lauhul Mahfudz
Semua takdir kita sudah ditulis rapih mulai dari tanggal kelahiran kita sampai detik kematian. Bahkan sampai nasib kita di akhirat nanti apakah akan beruntung masuk surga atau celaka tercebur neraka (wal'iyadzu billah).
Namun siapa sangka, dari 'lembar-lembar' catatan nasib kita di Lauhul Mahfudz ada beberapa ruang kerja yang memang dipersiapkan untuk kita sendiri untuk kita tulis apapun sesuka hati. Kita bebas 'berekspresi' menuliskan takdir kita sendiri di lembar kosong ini.
Tak hanya itu, saking Maha Pemurah lagi Bijaksananya Allah, takdir yang sebelumnya telah ditulis di sana (Lauhul Mahfudz) pun dapat kita rewrite. Coba kita cermati dhawuh-nya Rasulullah SAW ini:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلَّا الدُّعَاءُ وَلَا يَزِيدُ فِي الْعُمْرِ إِلَّا الْبِرُّ. رواه الترمذي
"Tidak ada yang dapat menolak Qodlo' (ketentuan) Allah selain do'a. Dan tidak ada yang dapat menambah umur selain (perbuatan) baik." (HR Tirmidzi)
Dari situ kita akan tahu bahwa sebenarnya Qodlo' (ketentuan) Allah SWT itu memungkinkan untuk diubah sendiri oleh kita dengan doa, jatah umur pun yang sudah ditulis di Lauhul Mahfudz dapat dihapus kemudian ditulis ulang dengan perbuatan baik. Perbuatan baik ini bisa dalam bentuk shodaqoh, menebar kedamaian antar umat beragama, membantu lapangan pekerjaan bagi pengangguran dan masih banyak lagi perbuatan baik yang tentunya tidak mungkin saya tulis seluruhnya.
Dalam perkembaangan selanjutnya, implementasi beberapa orang dalam melakukan apa yang disebut berdoa untuk dapat mengubah Qodlo' tersebut bisa dibilang beragam antar satu orang dan lainnya. Ada yang dengan konsep lama dengan membaca doa-doa ma'tsuroh , ada yang membuat inovasi dengan beberapa trik khusus untuk 'memancing' perhatian Tuhan, dan ada pula yang menggabungkan antara keduanya.
Adalah Ahmad Maruv Salim (nama kombinasi dari beberapa patah namanya dan nama ayahnya), seorang pemuda biasa yang setelah mendapat stimulasi semangat baru dalam inovasi berdoa dari seorang Ghoniy yang Sakhiy, ingin mencoba menulis lembar-lembar kosong yang terdapat dalam Bab Catatan Hidup yang ada di Lauhul Mahfudz untuk mengimplementasikan ekspresi barunya dalam berdoa. Dengan harapan apa yang Ia tulis akan benar-benar mengisi Lembar Nasibnya (Amin...). Berikut adalah tulisannya yang Ia goreskan di 'lembar-lembar' itu:
Demikian usaha Pemuda ini dalam menulis lembar-lembar kosongnya atau lembar-lembar penuh namun tetap berusaha di-rewrite olehnya, sebagai wujud doa dalam mengimplementasikan Sabda Nabi SAW tersebut di atas dengan harapan semoga ketentuan (qodlo') buruk darinya berubah menjadi baik dan yang baik menjadi semakin lebih baik. Amin...
Lihadzihinniyah al-fatihah...
Kediri, Saturday 15 Jan 2011 at 00:18 am.